Satu diantara rintangan paling besar yang hendak selalu ditemui seorang penyair yaitu bagaimana dia menulis pernyataan-pernyataan fresh dalam sajaknya serta pada waktu yang bertepatan sanggup meletakkan pernyataan-pernyataan fresh yang dijumpainya itu dalam frame nalar serta kondisi sajak yang ditulisnya.
Contoh sajak yang diartikan dalam paragraf pertama nota ini, yang bisa diketemukan dalam etika kanonik kesusastraan Indonesia, umpamanya suatu sajak legendaris yang dicatat Chairil Anwar, “Derai-derai Cemara”.
cemara menderai hingga sampai jauh
berasa hari tercipta dapat malam
ada banyak dahan ditingkap merapuh
dipukul angin yang tersembunyi
saya saat ini orangnya dapat tahan
udah lama bukan kanak kembali
namun dahulu betul-betul ada satu bahan
yang bukan dasar penghitungan saat ini
hidup cuma menangguhkan kekalahan
makin jauh dari cinta sekolah rendah
serta tahu, ada yang tidak disampaikan
saat sebelum pada akhirannya kita berserah
pernyataan-pernyataan fresh di empat baris pertama sajak “Derai-derai Cemara” udah jadi langgeng lantaran diletakkan dalam nalar serta kondisi sajak itu. pernyataan-pernyataan fresh di empat baris pertama sekaligus juga jadi pengantar keempat baris ke-2 serta baris ke-10 serta kesebelas sebagai objek penting sajak itu. pernyataan-pernyataan fresh baris ke 9 (hidup cuma menangguhkan kekalahan) serta baris ke-2 belas (saat sebelum pada akhirannya kita berserah) yaitu pokok sekalian ikhtisar sajak itu.
Menulis sajak tidaklah hanya masalah mendapatkan pernyataan-pernyataan fresh yang sebisa-bisanya orisinil serta keluar klise namun pun masalah meletakkan pernyataan-pernyataan fresh yang diketemukan itu dalam frame nalar serta kondisi sajak tersebut.
Kerap kita mendapatkan pernyataan-pernyataan fresh dalam sebuah sajak cuma stop menjadi pernyataan-pernyataan fresh semata-mata serta tak memperkokoh sajak itu keseluruhannya. Ini berlangsung karena pernyataan-pernyataan fresh itu tak diletakkan dengan cara tepat oleh penyairnya dalam frame nalar serta kondisi sajak tersebut. Di kejadian sama dengan itu, sangatlah disayang, pernyataan-pernyataan fresh itu lantas teperdaya di anakronisme.